Jumat, 05 April 2013

PENGUMUMAN/UJI PUBLIK DAFTAR NOMINATIF TENAGA HONORER KATEGORI II DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA

PENGUMUMAN/UJI PUBLIK DAFTAR NOMINATIF TENAGA HONORER KATEGORI II DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA


Informasi untuk kalian tenaga honorer di Kemnetrian Agama - Mudah mudahan informasi ini bermanfaat trimakasih. Dan mudah mudahan anda termasuk dalam daftar Nominatif Tenaga Honorer Kategori II dan Daftar Nominatif Tenaga Honorer Kategori II Luncuran. 
Untuk lenih jelasnya silahkan didownload di Link yang ada dibawah ini.
Sumber*Kemenag.go.id

Selasa, 02 April 2013

Tahap Perkembanan Kognitif Anak Usia 1-2 tahun


Tahap Perkembanan Kognitif Anak Usia 1-2 tahun


Ayahbunda, mari kita simak tahap perkembangan anak aspek kognitif (intelektual) anak usia 1 - 2 tahun.
Si kecil sudah bisa...
1. Menaruh benda di atas benda yang lain.
2. Memasukkan benda ke dalam botol.
3. Membalikkan botol untuk mengeluarkan isinya.
4. Memasukkan keping bulat ke papan bentuk.
5. Menunjukkan letak anggota tubuh sesuai perintah.
6. Menunjukkan letak benda-benda di sekitarnya.
7. Mencari mainan yang hilang
8. Membawa benda-benda dari ruangan lain atas permintaan
9, Menunjukkan benda-bendan yang dikenalinya pada saat disebutkan
10. Menunjukkan gambar dan benda yang dikenalinya
11. Meniru melipat walau hasilnya belum baik (satu lipatan vertikal)
12. Menjawab pertanyaan sederhana seperti ibu mau ke mana?
13. Menunjukkan pada diri sendiri bila ditanya "mana (nama anak) ?"
13. Memahami berakhirnya aktivitas dengan adanya ucapan "terima kasih", "sudah" dan sebagainya.
14. Memasukkan 2-3 keping bentuk ke papan bentuk walau masih kesulitan pada saat melakukannya.

Ada yang sudah mencapai banyak hal yang sama? Selamat ya...:)

DAFTAR NOMINATIF TENAGA HONORER KATEGORI II PEMERINTAH KOTA MALANG


DAFTAR NOMINATIF TENAGA HONORER KATEGORI II PEMERINTAH KOTA MALANG

WALIKOTA MALANG PENGUMUMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG DAFTAR NOMINATIF TENAGA HONORER KATEGORI IIPEMERINTAH KOTA MALANG Berdasarkan Surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : B/751/M.PAN-RB/03/2013 Tanggal 18 Maret 2013 perihal Penyampaian Data Tenaga Honorer Kategori II dan Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : K.26-30/V.50-3/93

Silahkan unduh disini

Perkembangan Motorik Normal Anak Usia 1-2 Tahun dan Cara Stimulasinya

Perkembangan Motorik Normal Anak Usia 1-2 Tahun dan Cara Stimulasinya
Perkembangan Normal Motorik Kasar Anak usia 1 – 2 Tahun
  • Mengangkat badannya ke posisi berdiri
  • Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan pada kursi
  • Dapat berjalan dengan dituntun
  • Mengulurkan lengan / badan untuk meraih mainan yang diinginkan
Perkembangan Normal Motorik Kasar Anak usia 1 – 2 Tahun
  • Menggenggam erat pensil
  • Memasukkan benda ke mulut
Perkembangan Normal Kemampuan bahasa dan Bicara  Anak usia 1 – 2 Tahun
  • Mengulang menirukan bunyi yang didengar
  • Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
  • Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
  • Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan
  • Senang diajak bermain ”CILUK BA”
  • Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal.

Intervensi Stimulasi

  • Stimulasi merangkak, menarik ke posisi berdiri, berjalan sambil berpegangan, dan berjalan dengan bantuan.
  • Bermain bola Ajak bayi bermain bola. Gelindingkan bola ke arahnya dan usahakan agar ia menggelindingkan bola atau memukulnya kembali ke arah anda. Bola besar akan lebih mudah untuk bermain pertama kali. Berangsur-angsur bermain bola dengan berbagai ukuran, jangan gunakan bola yang terlalu kecil sehingga dapat ditelan dan menyebabkan tersedak. Jangan memakai balon.
  • Membungkuk Jika bayi sudah bisa berdiri, letakkan sebuah mainan di lantai. Ajak agar ia mau membungkuk dan mengambil mainan itu tanpa berpegangan. Mula-mula mungkin bayi perlu dibantu.
  • Berjalan sendiri Bantu bayi agar mau berjalan beberapa langkah tanpa berpegangan. Buat permainan seperti meminta bayi berjalan ke pelukan anda untuk mendapatkan dekapan atau mainan yang disukainya. Beri pujian bila bayi mau berjalan beberapa langkah. Bila bayi belum siap berjalan, tunggu beberapa hari dan coba lagi.
  • Naik tangga Tunjukkan kepada bayi cara naik tangga dengan merangkak, kemudian biarkan ia menuruni tangga dengan melangkahkan kakinya. Gunakan tangga yang rendah dan bayi jangan ditinggal sendirian.
  • Stimulasi memasukkan benda ke dalam wadah, bermain dengan mainan yang mengapung di air. (baca: Perkembangan & Stimulasi Anak Usia 6-9 bulan
  • Menyusun balok/kotak Ajari bayi menyusun beberapa balok/kotak besar. Balok/kotak dapat dibuat dari karton atau potonganpotongan kayu bekas. Benda lain yang bisa dipakai adalah beberapa kaleng kecil (kosong) atau mainan anak berbentuk kubus/balok.
  • Menggambar Letakkan krayon/pinsil berwarna dan kertas di meja. Ajak bayi “menggambar” dengan krayon atau pinsil berwarna. Kegiatan menggambar ini dapat dilakukan bersamaan dengan anda menge6akan tugas rumah tangga.
  • Bermain di dapur Biarkan bayi bermain di dapur ketika anda sedang memasak. Pilih lokasi yang jauh dari kompor dan letakkan sebuah kotak tempat menyimpan mainan alai memasak dari plastik atau bends-bends yang ads di dapur seperti gelas, mangkuk, sendok, tutup gelas dari plastik.

Stimulasi  Aspek Bicara dan Bahasa

  • Stimulasi berbicara, menjawab pertanyaan, dan menyebutkan nama gambar-gambar di bukul majalah. (baca: Perkembangan & Stimulasi Anak Usia 6-9 bulan)
  • Menirukan kata-kata. Setiap had bicara kepada bayi. Sebutkan kata-kata yang telah diketahui artinya seperti: minum susu, mandi, tidur, kue, makan, kucing dan lain-lain. Buat agar bayi mau meniru kata-kata tersebut. Bila bayi mau mengatakannya, puji ia, kemudian sebutkan kata itu lagi dan buat agar ia mau mengulanginya.
  • Berbicara dengan boneka. Beli sebuah boneka atau buat boneka mainan dari sarung tangan atau kaos kaki yang digambad dengan pens menyerupai bentuk wajah. Berpura-pura bahwa boneka itu yang berbicara kepada bayi dan buat agar bayi mau berbicara kembali dengan boneka itu.
  • Bersenandung dan bernyanyi. Nyanyikan lagu dan bacakan syair anak kepada bayi sesering mungkin
Stimulasi Aspek Sosialisasi dan Kemandirian
  • Stimulasi memberi rasa aman dan kasih sayang, mengajak bayi tersenyum, mengayun bayi, menina-bobokkan bayi, bermain “Ciluk-ba”, dan permainan “bersosialisasi” (baca: Perkembangan & Stimulasi Anak Usia 6-9 bulan)
  • Minum sendiri dari sebuah cangkir. Bantu bayi memegang cangkir dan minum dari cangkir tersebut. Pilih cangkir plastik tertutup dengan lubang mulut dapat dipakai untuk tahap awal, isi cangkir dengan air sedikit agar tidak tumpah.
  • Makan bersama-sama. Ajak bayi makan bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya. Bayi duduk dekat dengan yang lainnya dan makan makanannya (makanan bayi umur 9-12 bulan berbeda dengan makanan keluarga).
  • Menarik mainan yang letaknya agak jauh. Ajari bayi untuk mengambil sendiri mainan yang letaknya agak jauh dengan cara meraih, menarik, ataupun mendorong badannya supaya dekat dengan mainan tersebut. Letakkan mainan yang bertali agak jauh, ajari bayi cara menarik tali untuk mendapatkan mainan tersebut. Simpan mainan bertali tersebut jika anda tidak dapat mengawasi bayi anda

Tips menggunakan indikator perkembangan anak

Untuk membantu orangtua memantau perkembangan anak, orangtua bisa menggunakan checklist dan indikator perkembangan anak. Banyak versi tentang checklist dan perkembangan anak yang bisa digunakan orangtua.
Bagaimana cara menggunakan indikator perkembangan anak ini?

a. Indikator bukan harga mati
Indikator perkembangan anak adalah sebuah petunjuk dan alat bantu. Dia bukan harga mati yang berlaku universal untuk seluruh anak dan menjadi alat ukur yang kaku untuk menilai perkembangan anak.
b. Perkembangan anak berbeda-beda
Perkembangan setiap anak berbeda-beda, tidak bisa disamakan. Ada anak yang lebih cepat perkembangan bicara, ada anak yang lebih cepat perkembangan fisiknya, dan lain-lain. Oleh karena itu, jangan memaksakan anak-anak kita untuk memenuhi standar indikator-indikator itu.
c. Jangan melabeli anak
Jangan memberikan sebutan-sebutan kepada anak yang menghambat perkembangan psikologis anak, misalnya “pemalas”, “pemarah”, “egois”, dan sebagainya; yang disebutkan secara berulang-ulang kepada anak karena anak tak sesuai dengan standar dan ekspektasi orangtua. Gunakan bahasa yang positif, misalnya: masih sering lupa, belum bisa mengontrol diri, sedang belajar berbagi, dan sebagainya.
d. Stimulasi anak
Sebagai alat bantu, fungsinya adalah membantu orangtua untuk mengetahui perkembangan anak secara umum. Yang terpenting adalah menjadi indikator itu sebagai alat untuk membantu orangtua merancang stimulasi-stimulasi yang sesuai untuk perkembangan anak.

BAGAIMANA MENYIKAPI TINGKAH LAKU ANAK USIA 1 – 2 TAHUN

BAGAIMANA MENYIKAPI TINGKAH LAKU ANAK USIA 1 – 2 TAHUN (TODDLER

Usia 1 – 2 tahun atau dikenal dengan istilah “Toddler” memang masa lucu -lucunya anak, tetapi sekaligus masa yang melelahkan bagi orang tua, banyak hal yang harus diketahui kita sebagai orang tua karena tingkah laku “Toddler” sangat beragam – seperti; agresif, menarik rambut, banyak kemauan, berbohong, dll, yang bila kita salah menyikapinya maka akan berdampak tidak baik bagi anak kita dalam perkembangan selanjutnya. Untuk itu kita perlu membuka wawasan tentang bagaimana menyikapi “Toddler” kita.
Dalam kesempatan kali ini saya mencoba membahas tingkah anak “Toddler” dan cara menyikapinya dalam beberapa bagian:
1. Agresif – suka memukul, menggigit, dan tingkah agresif lainnya.
Mengapa terjadi?
Mungkin anda terkejut bahwa tingkah laku agresif itu adalah hal normal dalam perkembangan anak usia 1 – 2 tahun “Toddler”.
Kemampuan berbahasa yang sedikit/terbatas, keinginan kuat untuk melakukan sesuatu sendiri, dan belum terbentuknya kontrol kemauan di otak membuat  “Toddler” bertingkah laku agresif.
Meski demikian bukan berarti itu harus dibiarkan. “Toddler” harus diberitahu bahwa kelakuan mereka tidak baik dan tunjukkan cara lain untuk mangekspresikan perasaannya.
Apa yang harus dilakukan?
1.1. Turuti konsekuensi logis.
Jika anak misalnya: melempar bola kearah anak lain yang sedang bermain, singkirkan dia, duduklah dengannya dan melihat anak-anak lain bermain, jelaskan bahwa dia bisa bermain tanpa menyakiti temannya, lalu tunggu sampai ia siap bermain. Hindari beralasan dengannya, misalnya dengan menanyakan : Bagaimana kalau dedek dilempar bola sama teman dedek? “Toddler” belum punya pikiran dewasa/matang untuk bisa membayangkan dirinya di posisi orang lain atau berubah tingkah lakunya karena pertanyaan tadi. Tapi “Toddler” mengerti apa akibatnya / konsekuensinya.
1.2. Tetap tenang.
Membentak, memukul, atau mengatakan kalimat tidak baik, tidak akan mencegah tingkah lakunya bahkan anda membuatnya marah dan juga memberi contah tidak baik yang akan ditiru.
Sebenarnya kalau anda tenang dan bisa mengendalikan amarah anda justru mungkin menjadi langkah awal baginya untuk belajar mengotrol kemarahannya.
1.3. Beri batas jelas.
Cobalah untuk segera merespon jika anak anda agresif. Jangan tunggu sampai dia memukul adiknya untuk ketiga kalinya baru anda menegurnya. Dia harus segera tahu bahwa dia salah.
beberapa saat dia akan menghubungkan perbuatan dan akibatnya,akhirnya dia mengerti bahwa jika dia memukul, menggigit dan kenakalan lainya maka dia akan disingkirkan.
1.4. Disiplin secara konsisten.
Seperti yang telah dijelaskan, sedapat mungkin merespon setiap tingkah laku. Jika setiap tingkah laku tidak baik dia diberi “Toddler” maka dia akan sadar konsekuensi kenakalannya.
1.5. Ajarkan alternatif.
Tunggu sampai anak anda sudah tenang lalu jelaskan dengnan lembut apa yang terjadi, tanyakan apa yang membuatnya marah. Katakan bahwa marah itu wajar tapi tidak boleh ditunjukkan dengan memukul, mengigit, menendang, dll. Ajarkan cara effektif kalau dia sedang marah dengan adeknya, misalnya ajarkan dia berkata “adek jangan begitu!”, “adek jangan nakal!” dsb. Atau ajarkan dia minta bantuan pada yang lain, misal: orang tua, kakak, atau yang lain.
Pastikan bahwa anak anda mengerti kata “maaf”. Dia harus minta maaf kalau berbuat salah.
Mungkin kata maaf itu tidak tulus pada awalnya tapi lama kelamaan dia akan terbiasa mengatakannya ketika menyakiti orang lain.
1.6. Beri penghargaan untuk tingkah laku yang baik.
Dari pada memberi perhatian pada saat ia berbuat salah, cobalah memperhatikannya ketika dia berbuat baik dan pujilah. Misalnya, ketika ada anak lain sedang bermain ayunan, anak anda minta bergantian alih-alih mendorong anak lain itu dari ayunan. Pujilah dia misalnya: “wah, anak mama pinter sekali mau minta bergantian ayunan!”. Pada saat itu anak anda akan sadar akan kekuatan kata-kata.
1.7. Batasi waktu nonton TV.
Kartun dan acara anak-anak lainnya sering berisikan hal negatif. Cobalah monitor acara yang dia tonton, apalagi dia type anak agresif. Menontonlah dengan anak anda, dan jelaskan padanya situasi apa yang sedang dilihat- Perkumpulan Dokter Anak Amerika menganjurkan anak di bawah usia 2 tahun tidak menonton TV sama sekali.
1.8. Berikan tempat leluasa.
Bagi anak yang sangat agresif, rumah bisa menjadi “teror” baginya. Beri dia waktu bermain yang banyak, sebaiknya di luar rumah, untuk “menguapkan” kemauannya.
1.9. Jangan ragu untuk meminta bantuan.
Terkadang anak agresif butuh intervensi lebih jauh dari yang orang tua bisa lakukan. Perlakuan agresifnya lebih sering, membuat takut atau selalu mengganggu anak lain, dan usaha anda hanya sedikit sekali hasilnya. Bicaralah dengan dokter anak atau psikolog anak, ingat anak anda masih sangat muda, masih banyak kesempatan untuk berubah, jangan putus asa. Kalau anda sabar dan konsisten dalam memberi asuhan yang tepat, maka kenakalan atau kelakuan buruknya hanya akan menjadi masa lalunya.
2. Bandel (tidak punya perhatian) / Hyperaktif
Diagnosa kelainan perilaku ini sulit ditegakkan dibawah usia 6 tahun, karena orang tua sering menganggapnya wajar. Ciri khasnya adalah anak tidak bisa mengendalikan diri dimanapun ia berada.
2.1 Gejala
  • Sering kali gagal menyelesaikan tugas / permainannya.
  • Tidak dapat berkonsentrasi atau mudah terganggu, dan cenderung tidak mau mendengar
  • Tidak mau menuruti perintah
  • Sulit mengatur aktifitasnya
  • Sering tidak memperhatikan dan ceroboh
  • Sering gelisah
  • Suka berlari-lari atau memanjat-manjat
  • Sulit bermain dengan tenang
  • Sering menjawab sebelum pertanyaan selesai
  • Tidak mau menunggu gilirannya.
2.2 Penyebab
Penyebabnya yang pasti belum diketahui, tapi ada beberapa hal yang mempengaruhi:
  • Genetik
  • Neurologikal, tidak mampu mengatur level neurotransmitter (zat yang mengirim pesan ke otak) seperti Dopamine
  • Penyalah gunaan obat dan alcohol oleh ibu hamil
  • Trauma kecil di otak
  • Konsumsi gula dan zat aditif lainya dalam makanan bayi.
2.3 Apa Yang Dapat Anda Lakukan
Langkah pertama adalah menerima bahwa anak anda mempunyai kelainan perilaku. Tapi jangan putus asa, anak anda mungkin adalah calon ilmuwan atau sutradara film, hanya saja anda harus tahu bagaimana mengasuhnya begitu juga dengan lingkungannya.
Berikut adalah cara memulainya:
  • Minta dukungan semua pihak : Mintalah kerabat dekat, teman dekat, guru dan siapa saja yang bisa memberi support untuk membantu mengatasi/memahami perilaku anak anda.
  • Rubahlah suasana : Hilangkan sumber-sumber overstimulasi atau distraksi(gangguan) di lingkungan anak anda. Buatlah kamarnya rapi, simpanlah mainan extra. Di sekolah minta bantuan guru untuk selalu mengawasinya dan untuk menjauhkan dari teman atau objek yang dapat mengganggunya.
  • Buatlah harinya terstruktur : Toddler biasanya merespond terhadap rutinitas. Jadwal yang teratur mengurangi ketegangannya. Pastikan bahwa ia tahu waktu makan, waktu tidur siang, waktu mandi, dll. Hal itu juga membantu anak anda fokus terhadap tugasnya.
  • Berilah penghargaaan, jangan menghukum
  • Mungkin anda tahu betapa sia-sianya menghukum anak anda, anda belum tahu betapa betapa bermanfaat penghargaan meskipun sederhana. Pujilah hal-hal yang baik yang ia lakukan (misal: “Wah, bersih sekali giginya, anak mama pintar gosok gigi!”), atau beri ia hadiah kecil. Anak anda akan senang dan ia akan mengulangi perbuatan yang anda puji atau beri hadiah itu untuk mendapat perasaan yang sama lagi. Lama kelamaan perasaan senang melakukan hal yang baik itu akan muncul dari dalam dan ia akan tetap melakukannya meskipun tanpa hadiah.
3. Suka Berteriak.
3.1 Mengapa ? Anak suka berteriak
ketika mereka menginginkan perhatian orang tuanya. Ini adalah cara mereka berkata: “Hey lihat aku”. Ada juga yang melakukannya karena menginginkan sesuatu yang tidak diperbolehkan, dalam hal ini imereka ingin mengatakan: “Pokoknya aku minta itu, berikan padaku sekarang!”
3.2 Bagaimana Menyikapinya?
Meneriaki anak anda supaya diam adalah percuma. Jalan terbaik adalah mencegah hal itu terjadi dan mengalihkan perhatiannya ketika dia berteriak.
  1. Cukupilah Kebutuhannya Ketika Anda Pergi Sedapat mungkin sebelum anda pergi Pastikan bahwa ia kenyang, sudah buang air, dan cukup istirahat.
  2. Bawa Ke Toko Atau Restoran Yang Ramai Jika ia berteriak di tempat yang ramai / brisik, maka anda akan tidak begitu dipermalukan dan ia juga malas meneruskan berteriak.
  3. Minta Ia Merendahkan Suaranya Kalau anak anda menjerit senang, biarkanlah. Tapi kalau itu mengganggu anda, mintalah ia merendahkan tapi jangan mengomelimya. Rendahkan suara anda sehingga dia kan mereda untuk mendengarkan anda, dan dengan pelan katakan: “Mama tidak suka mendengar teriakan, sayang”.
  4. Buatlah Permainan Anda ikut berteriak ketika ia berteriak, katakan: “Ayo lomba teriak”, lalu rendahkan volume suara dan katakan: “Sekarang lomba berbisik”. Atau tutup telinga anda. Bisa juga dengan mengatakan: “Wah suaranya seperti singa, sekarang coba suara ular, bisa tidak?!”
  5. Ketahuilah Perasaannya Jika anak anda berteriak karena minta perhatian, tanyakan diri anda apakah ia berpura – pura atau benar-benar tidak nyaman. Jika ia tidak nyaman di tempat tertentu dimana ia berada saat itu, bawalah ke tempat lain. Jika ia sudah mulai bosan lagi katakan: “Mama tahu kamu mau pulang tapi tunggu sebentar ya, kita sudah hampir selesai”. Dengan begitu ia bukan cuma senang karena anda tahu perasaannya, tapi itu dapat juga membantunya belajar mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Jika anak anda berteriak karena minta sesuatu yang anda pegang. Jangan langsung berikan, karena ia akan ketagihan dan akan mengulanginya lagi setiap ia minta sesuatu. Coba katakan: “Mama mau berikan roti ini kalau kita sudah sampai rumah” atau katakan: “Mama mau berikan roti ini asalkan tidak rewel lagi”.
  6. Buatlah Ia Sibuk : Ajaklah bermain-main,Ketika anda keluar dengannya katakan apa yang sedang anda lakukan, apa yang terjadi atau yang ada di sekitar anda, dll. Dia akan diam kalu dia sibuk. Atau mintalah ia membantu anda mengambil barang yang anda beli di super market, ajak ia bernyanyi, ciptakan lagu-lagu yang dari apa yang sedang anda kerjakan. Anak anda akan merasa senang. Berikan Mainan dan Snack, Berilah sesuatu sebelum ia berteriak memintanya. Jika anda menunggu sampai ia berteriak berarti anda mengajarkannya bahwa ia baru diberi sesuatu setelah ia berteriak.
  7. Jangan Peduli Kata Orang.Banyak ibu-ibu yang bermasalah dengan anaknya yang suka menjerit merasa malu dengan pandangan negatif orang. Bila anak anda berteriak di tempat yang tenang dan mengganggu suasana, bawalah keluar, alihkan ke tempat lain. Bila anda berteriakdi keramaian, jangan peduli kata orang, tapi sikapilah anak anda sebaimana mestinya.
4. Persaingan Saudara (SIBLING RIVALRY)
Meski pun keluarga besar mendatangkan kesenangan,tapi dapat juga mendatangkan masalah persaingan saudara kandung atau dikenal dengan (SIBLING RIVALRY). Walau bagaimana pun anda berusaha berlaku adil, anak anda akan tetap bersaing untuk mendapat perhatian dan kasih sayang yang lebih dari anda. Beberapa cara yang sering dilakukan antara lain ; Bertengkar, berkelahi, mengolok-olok,mengganggu, dan suka mengadukan apa yang dilakukan saudaranya.
4.1 Apa Yang Harus Dilakukan ?
Sebelum Kelahiran Sang Adik
4.1.1 Siapkan anak anda untuk kedatangan sang adik. Kira-kira tiga atau empat bulan sebelum kelahiran, katakan kepada anak anda dengan jujur tentang kedatangan sang adik. Biarkan ia memegang perut anda dan merasakan gerakan janin. Gambarkan perubahan yang akan terjadi di rumah dengan barang – barang baru ketika adiknya lahir. Tanyakan bagaimana perasaannya, yakinkan bahwa anda tetap menyayangi nya.
4.1.2 Suruh anak sebagai dekorator kamar. Ajak anak anda membantu menyiapkan kamar bayi dan mengambil barang – barang yang di perlukan untuk kamarnya atau membuat dekorasi. Jika perlu pindahkan ia ke kamar lain, lakukan hal ini beberapa bulan sebelum kelahiran sehingga ia tidak merasa disisihkan.
4.1.3 Jelaskan apa yang akan terjadi saat anda melahirkan. Kira-kira dua minggu sebelum melahirkan, siapkan anak anda untuk ketidak beradaan. Jika ada keluarga, teman atau baby sitter yang akan mengasuh anak anda selama anda di rumah sakit, sebaiknya orang itu sudah tinggal bersama anda selama satu atau dua minggu sebelum anda melahirkan. Setelah kelahiran suruhlah anak anda anak anda menjenguk anda dan adik barunya, sehingga ia merasa bahwa ia adalah bagian penting dari keluarga. Setelah anda anda dan bayi pulang
4.1.4 Libatkan “toddler” dalam mengurusi adik barunya. Ketika anda memandikan bayi suruh toddler anda yang memegang handuknya atau membantu menyabuninya. Ketika anda jalan-jalan bersama biarkan dia yang mendorong stroller adiknya dengan bantuan anda. Jika dia minta menggendong adiknya sedangkan dia belum kuat, letakkan bayi anda di pangkuannya dan anda duduk di sebelahnya untuk memeganginya. Suruh “toddler” anda menghibur adiknya. Bayi dan anak – anak mudah diajak bercanda dan sangat apresiatif, dengan hiburan sederhana saja adiknya akan tertawa, dengan begitu “toddler” anda bukan saja senang mendapat perhatian tapi jiga bangga bisa membuat adiknya tertawa. Jika “toddler” belum mau dilibatkan dalam mengurusi adiknya, jangan dipaksa, dia akan peduli sendiri pada saatnya.
4.1.5 Berilah waktu “Ibu” yang banyak Adalah wajar jika toddler anda cemburu, karena tiba-tiba ada anggota keluarga lain yang menyita lebih banyak waktu dan perhatian anda. Berikan waktu khusus untuknya walaupun cuma sebentar, misalnya menggambar, menyusun balok, membaca cerita, main game atau melihat album photo, dsb. Lakukan hal tersebut terutama pada saat bayi anda tidur. Tunjukkan photonya waktu bayi dan ceritakan bahwa dia dulu sama seperti adiknya, maka dia bisa lebih toleran pada adiknya.
4.1.6 Bersiaplah untuk keagresifan si “Toddler” Anak yang cemburu biasanya mengekspresikan perasaannya dengan memukul atau melempar sesuatu pada saudaranya. Cegahlah tapi jangan memperolok atau menghukum secara fisik. Kalau anda memukulnya maka ia akan balas dendam dengan adiknya suatu saat. Cukup katakan: “Memukul itu tidak bagus, adek kan tidak menyakiti kakak, dan kakak lebih kuat dari pada adek”. Beri ia “time out” supaya ia berfikir bahwa ia salah. Jika anak anda agresif jangan biarkan mereka berdua saja. Jauhkan benda-benda tajam.
4.1.7 Bantulah mereka bekerja sama Carilah kesempatan /permainan yang dapat membuat mereka bekerja sama, misalnya: membuat benteng dari tumpukan bantal, membereskan mainan mereka bersama, main sandiwara, dan lain-lain.
4.1.8 Jangan Menanggapi pengaduan Jika anak anda datang pada anda dan mengadukan sesuatu tentang saudaranya, katakan padanya bahwa anda tidak senang mendengar pengaduan. Jelaskan bahwa anda tidak mau memihak pada anak yang ingin membuat masalah pada yang lain. Jika mengadukan saudara yang dalam bahaya atau terluka barulah anda mau mendengarkannya.

Deteksi dan Stimulasi Kecerdasan Motorik Anak Sejak Dini


Deteksi dan Stimulasi Kecerdasan Motorik Anak Sejak Dini

Deteksi dan Stimulasi Kecerdasan Motorik Anak Sejak Dini

Kualitas masa depan anak ditentukan oleh perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal. Sehingga deteksi dan stimulasi dan intervensi berbagai penyimpangan pertumbuhan atau perkembangan harus dilakukan sejak dini dini. Kemampuan dan kecerdasan motorik setiap anak berbeda. Terdapat dua kelompok dengan kemampuan motorik halus lebih dominan dan kemampuan motorik kasar lebih dominan.  Tetapi meski jarang terdapat kelompok anak dengan ke dua hal tersebut sangat baik atau sebaliknya ke dua hal tersebut buruk. Perkembangan motorik sering diabaikan oleh dokter dan orangtua sebagai faktor yang sangat berpengaruh di masa depan. Kecerdasan motorik yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang di masa depan.
Ilustrasi Kasus
  • Sandiaz anak usia 8 tahun, duduk termenung dan iri melihat beberapa temannya dengan lincah bermain bola. Padahal keinginan bermain bolanya tinggi tetapi saat berlari sering terjatuh dan selalu terlepas bila menggiring bola. Ternyata saat ditelusuri perkembangan motoriknya sejak bayi seringkali tidak mengikuti tahapan normal. Seperti saat duduk dan merangkak baru bisa saat usia 1 tahun. Bisa berjalan saat usia 17 bulan.Tetapi Sandiaz mempunyai kelebihan lain dalam motorik halus seperti main game, memainkan alat elektronik komputer atau gadget lainnya, menulis dan mengambarnya sangat bagus.
  • Sedangkan Audi anak usia 11 tahun, sangat bangga dengan kemampuan bermain sepak bola, tetapi ketika melihat Sandiaz jago main computer, game dan jago melukis dia tampaknya ingin seperti Sandiaz yang punya banyak kelebihan tersebut.
  • Anak dengan ketrampilan motorik kasar yang baik akan berprestasi olah raga sehingga lebih bisa diterima dalam perguruan tinggi atau dalam pekerjaan. Demikian pula anak dengan ketrampilan motorik halus akan berprestasi dalam bidang melukis, komputer atau kerajinan tangan.
Deteksi dini tumbuh kembang anak terdiri dari pemantauan secara cermat pertumbuhan fisik, perkembangan Motorik, perkembangan kognitif, perkembangan psikososial.  Setiap parameter perkembangan tersebut tersebut memiliki tahapan-tahapan sendiri sesuai perkembangan usia. Misalnya perkembangan motorik anak usia 6-8 bulan sudah harus bisa merangkak dan duduk. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan seorang individu. Pada masa ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial. Perkembangan anak berlangsung dalam proses yang holistik atau menyeluruh. Karena itu pemberian stimulasinya pun perlu berlangsung dalam kegiatan yang holistik.
Ternyata perkembangan motorik seorang anak seringkali berbeda dengan anak lainnnya. Perkembangan motorik berbeda tingkatannya pada setiap individu. Anak usia empat tahun bisa dengan mudah menggunakan gunting sementara yang lainnya mungkin akan bisa setelah berusia lima atau enam tahun. Anak tertentu mungkin akan bisa melopmat dan menangkap bola dengan mudah sementara yang lainnya mungkin hanya bisa menangkap bola yang besar atau berguling-guling.
Demikian pula stimulasi lingkungan, status gizi,  ras dan genetik mempunyai pengaruh penting dalam perkembangan motorik. Hal ini dapat dilihat perbedaan kemampuan rata-rata perkembangan motorik anak di berbagai Negara berbeda. Dibandingakan kemampuan motorik anak-anak di negara-negara Amerika dan Eropa Barat, maka perkembangan motorik milestone pada anak Indonesia tergolong rendah. Di Amerika, anak mulai berjalan pada umur 11,4–12,4 bulan11, dan anak-anak di Eropa antara 12,4–13,6 bulan12. Sedangkan di Indonesia, pada sampel yang diteliti adalah rata-rata 14,02 bulan.
Dalam penelitian yang dilakukan dr Widodo Judarwanto SpA, terdapat kelompok anak tertentu yang mempunyai perkembangan motorik kasar atau kecerdasan olahraganya sangat bagus, tetapi kelompok ini kemampuan motorik halusnya tidak baik. Sedangkan kelompok lain yang mempunyai perkembangan motorik kasar buruk, ternyata mempunyai kemampuan motorik halus sangat baik. Meski jarang terdapat juga kelompok anak yang mempunyai perkembangan motorik keduanya sangat baik. Sebaliknya terdapat kelompok anak yang mempunyai kemampuan motorik kasar dan halus sama buruknya. Hal ini terjadi pada anak dengan gangguan susunan saraf pusat seperti sebral palsi atau kelainan infeksi dan genetik yang mengganggu otak.
Pada kelompok anak tertentu sangat lentur dan tertarik pada senam dan olah raga yang teratur. Mereka mengembangkan kemampuan motorik yang lebih baik. Kegiatan-kegiatan seperti memakai baju, menggunting, menggambar dan menulis lebih mudah dilakukan.
Pada anak yang memiliki gangguan konsentrasi atau rentang konsentrasi yang relatif pendek, mereka menjadi ahli pemecah masalah dan dapat memusatkan perhatian untuk suatu periode yang cukup lama jika topik yang diajarkan menarik bagi mereka.  Pada kelompok ini, anak mengembangkan keterampilan motorik kasar dan melakukan gerakan fisik yang sangat aktif. Tetapi saat melakukan gerakan motorik halus tidak optimal karena tidak memusatkan perhatian pada aktifitas yang dihadapi, hal ini yang sering dikelirukan anak yang sangat aktif divonis mengalami gangguan motorik halus. Memang saat mewarnai anak tersebut sering acak-acakan selalu keluar dari garis gambar. Tetapi pada anak kelompok ini sat menggambar bisa detil dan tekun atau saat menggerakkan key pad mouse komputer sangat bagus dan tepat. Padahal kemampuan tersebut adalah kemampuan motorik halus yang sangat baik.
Penelitian unik yang telah dilakukan dr Widodo Judarwanto adalah pada penderita yang sering mengalami masalah gangguan saluran cerna terutama saat bayi dengan keluhan utama sering muntah, Gastrooesepageal refluks dan gangguan cerna lainnya seringkali mengalami perkembangan motorik kasar yang tidak baik tetapi mempunyai kemampuan motorik halus yang sangat baik. Biasanya penderita ini juga mengalami gangguan koordinasi  motorik mulut seperti keterlambatan bicara, gangguan berbicara (cadel, mengucapkan kata yang tidak jelas atau hanya ujung-ujungnya) dan mengalami gangguan mengunyah dan menelan. Gangguan mengunyah dan menelan ini diistilahkan dengan picky eaters atau pemilih. Biasanya makanan yang sering dihindari atau tidak disukai adalah sayur tertentu seperti kangkung, sawi, empal daging sapi atau nasi atau makanan lain yang berserat. Makanan yang disukai adalah mi, telor, daging ayam, sayur tertentu seperti wortel, brokoli, bayam, kentang, krupuk, biscuit atau makanan yang remnyah, “kriuk” atau crispy lainnya. Hal ini terjadi bukan karena suka tidak suka tetapi masalah makan yang udah dikunyak atau tidfak. Biasanya kelompok anak seperti ini sering terjadi pada penderita alergi dan intoleransi makanan.
Berkaitan dengan hal itu maka orangtua harus mengenali dan mendeteksi sejak dini kelebihan dan kekurang perkembangan motorik anak sehingga dapat dilakukan intervensi dan stimulasi sejak dini. Bila hal ini dilakukan mnaka kelebihan kemampuan motorik anak tersebut dapat dioptimalkan dengan memberikan dorongan kegiatan khusus untuk menciptalkan prestasi. Sedangkan bila terdapat kekurang dalam perkembangan motorik lainnya harus diberikan latihan sejak dini agar keterlambatan tersebut dapat diminimalkan.
Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak,Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik pada usia tertentu menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik terbentuk sejak periode prenatal atau dalam kandungan. Perkembangan fisik manusia meliputi berbagai aspek yang dipengaruhi sistem dan fungsi organ tubuh. Sistem syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi. Sistem tulang dan otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik. Sistem hormonal atau endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku, emosi dan kepribadian,.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ dan fungsi system susunan saraf pusat atau otak. Sistem susunan saraf pusat yang sangat berperanan dalam kemampuan motorik dan mengkoordinasi setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem saraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik turun tangga. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menangkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan
Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik, seperti para atlit yang mempunyai kemapuan lebih dalam berolahraga, tetapi juga terdapat pelukis yang dapat memainkan kuas diatas kanvas karena kemampuan motorik halusnya yang demikian baik. Jensi kelamin juga pun memiliki pengaruh dalam hal ini,  anak perempuan pada usia sekolah mempunyaikelenturan fisiknya sekitar 5 %- 10 % lebih baik dari pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan melempar lebih tinggi pada anak laku-laki dari pada perempuan.
Sistematika motorik anak adalah dijelaskan Dynamic System Theory yang mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya. Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak faktor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya.
Kemampuan motorik anak berkaitan erat dengan self-image anak atau rasa percaya diri. Anak yang memiliki kemampuan motorik yang lebih baik di bidang olah raga akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya. Peranan kemampuan motorik pada anak juga berpengaruh terhadap dorongan anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan komputer, bermain bola bola atau memainkan alat elektorik atau mainan lainnya..
Dengan kemampuan motorik baik, anak lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Kemampuan beradaptasi tersebut adalah anak dapat lebih dapat berteman dengan sesame saat melakukan aktifitas dengan minat yang sama dengan bermain bola atau menggambar. Sehingga dengan perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang terpinggirkan.
Deteksi Dini Kemampuan Motorik Anak
Deteksi dini dan pemantauan perkembangan motorik anak dengan melakukan tes Denver. Tes ini membagi perkembangan anak jadi empat, yaitu perkembangan personal sosial, perkembangan bahasa, serta perkembangan motorik kasar dan motorik halus adaptif. Perkembangan bayi akan diamati setiap 1 bulan sekali. Sedangkan balita, atau tepatnya setelah anak menginjak usia 2 tahun ke atas, cukup 3 bulan sekali. Tes Denver merupakan checklist untuk mempermudah pemantauan akan perkembangan anak, apakah anak sesuai dengan perkembangan usianya saat itu atau tidakApakah anak sesuai dengan perkembangan anak sudah sesuai dengantahapan perkembangan usianya.

Deteksi Dini kemampuan Motorik Halus dan motorik kasar

Usia 1-2 tahun
Motorik KasarMotorik Halus
• merangkak • berdiri dan berjalan beberapa langkah • berjalan cepat • cepat-cepat duduk agar tidak jatuh • merangkak di tangga • berdiri di kursi tanpa pegangan • menarik dan mendorong benda-benda berat • melempar bola• mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk • membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan • menyusun menara dari balok • memindahkan air dari gelas ke gelas lain • belajar memakai kaus kaki sendiri • menyalakan TV dan bermain remote • belajar mengupas pisang
Usia 2-3 tahun
Motorik KasarMotorik Halus
• melompat-lompat • berjalan mundur dan jinjit • menendang bola • memanjat meja atau tempat tidur • naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir • berdiri dengan 1 kaki• mencoret-coret dengan 1 tangan • menggambar garis tak beraturan • memegang pensil • belajar menggunting • mengancingkan baju • memakai baju sendiri
Usia 3-4 tahun
Motorik KasarMotorik Halus
• melompat dengan 1 kaki • berjalan menyusuri papan • menangkap bola besar • mengendarai sepeda • berdiri dengan 1 kaki• menggambar manusia • mencuci tangan sendiri • membentuk benda dari plastisin • membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi
Usia 4-5 tahun
Motorik KasarMotorik Halus
• menuruni tangga dengan cepat • seimbang saat berjalan mundur • melompati rintangan • melempar dan menangkap bola • melambungkan bola• menggunting dengan cukup baik • melipat amplop • membawa gelas tanpa menumpahkan isinya • memasikkan benang ke lubang besar
Tahap Perkembangan Motorik Anak Secara Umum
UsiaTahap Perkembangan
Tiga tahun
  • Berdiri di atas salah satu kaki selama 5-10 detik
  • Berdiri di atas kaki lainnya selama beberapa saat
  • Menaiki dan menuruni tangga, dengan berganti-ganti dan berpeganngan pada peganngan tangga
  • Berlari berputar-putar tanpa kendala
  • Melompat ke depan dengan dua kaki 4 kali
  • Melompat dengan salah satu kaki 5 kali
  • Melompat dengan sebelah kaki lainnya dalam satu lompatan
  • Menendang bola ke belakang dan ke depan dengan mengayunkan kaki
  • Menangkap bola yang melambung dengan mendekapnya ke dada
  • Mendorong, menarik dan mengendarai mainan beroda atau sepeda roda tiga
  • Mempergunakan papan luncur tanpa bantuan
  • Membangun menara yang terdiri dari 9 atau 10 kotak
  • Menjiplak garis vertical, horizontal dan silang
  • Menjiplak lingkaran
  • Mempergunakan kedua tangan untuk mengerjakan tugas.
  • Memegang kertas dengan satu tangan dan memepergunakan gunting untuk memotong selembar kertas berukuran 5 inci persegi menjadi dua bagian.
Empat tahun
  • Berdiri di atas satu kaki selama 10 detik
  • Berjalan maju dalam satu garis lurus dengan tumit dan ibu jari sejauh 6 kaki
  • Berjalan mundur dengan ibu jari ke tumit
  • Lomba lari
  • Melompat ke depan 10 kali
  • Melompat kebelakang sekali
  • Bersalto/ berguling ke depan
  • Menendang secara terkoordinasi ke belakang dank e depan dengan kaki terayun dan tangan mengayun kea rah berlawanan secara bersamaan.
  • Dengan dua tangan menangkap bola yang dilemparkan dari jarak 3 kaki
  • Melempar bola kecil dengan kedua tangan ke pada seseorang yang berjarak 4-6 kaki darinya
  • Membangun menara setinggi 11 kotak
  • Menggambar sesuatu yang berarti bagi anak tersebut. Dapat dikenali orang lain
  • Mempergunakan gerakan-gerakan jemari selama permainan jari
  • Menjiplak gambar kotak
  • Menulis beberapa huruf
Lima tahun
  • Berdiri di atas kaki yang lainnya selama 10 detik
  • Berjalan di atas besi keseimbangan ke depan, ke belakang dan ke samping
  • Melompat ke belakang dengan dua kali berturut-turut
  • Melompat dua meter dengan salah satu kaki
  • Mengambil satu atau dua langkah yang teratur sebelum menendang bola
  • Menangkap bola tennis dengan kedua tangan
  • Melempar bola dengan memutar badan dan melangkah ke depan
  • Mengayun tanpa bantuan
  • Menangkap dengan mantap
  • Menulis nama depan
  • Membangun menara setinggi 12 kotak
  • Mewarnai dengan garis-garis
  • Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan 2 jari
  • Menggambar orang beserta rambut dan hidung
  • Menjiplak persegi panjang dan segi tiga
  • Memotong bentuk-bentuk sederhana.
Dalam penelitian yang dilakukan Widodo Judarwanto seringkali seorang anak lebih dominan pada salah satu kemampuan motorik halus atau atau motorik kasar. Dalam peneilitian tersebut didapatkan 2 kelompok besar anak dengan kemampuan dan karakteristik tertentu.Bila seorang mengalami gangguan motorik kasar biasanya seringkali diikuti oleh gangguan keseimbangan atau gangguan vestibularis dan gangguan sensoris.Gangguan sensoris yang terjadi adalah sensitif terhadap rangsangan  suara (frekuensi tinggi) ,  rangsangan cahaya (silau) dan rangsangan raba (jalan jinjit, flat foot, mudah geli, mudah jijik). Pada gangguan sensoris pada rangsangan raba kaki  anak sering mengalami jalkan jinjit atau kaki tidak dapat menapak dengan baik dapat dilihat pada aloas kali yang dipakai seringkali menipis tidak rata. Kondisi inilah yang sering terjadi anak terlambat jalan atau mempunya kontribusi kelainan kaki berbentuk O atau X. Pada anak yang mengalami gangguan motorik halus biasanya seringkali disertai gangguan konsentrasi tetapi mempunyai kemampuan kecerdasan motorik kasar atau olahtraga yang baik/
1. Karakteristik Anak dengan Kecerdasan Motorik Kasar Baik
  • Kemampuan berjalan cepat mengikuti fase duduk dan merangkak sesuai usia yaitu 6-8 bulan
  • Sangat senang berolah raga yang berkaitan dengan kaki khususnya sepakbola dan berlari. Biasaya anak dalam kelompok ini menyenangi hampir semua jenis olah raga
  • Biasanya anak lebih senan bermain di luar rumah tidak senang aktifitas di dalam rumah
  • Prestasi olahraga sangat bagus
  • Mempunyai kendala dalam aktifitas motorik halus seperti menulis, menggambar dan kerajinan tangan.
  • Tidak senang dengan aktifitas membaca dan kerajinan tangan.
  • Kelebihan semua olahraga akan berprestasi baik kecuali apada beberapa kasus olahraga dengan kemampuan tangan dan senam tidak optimal.
  • Harus sering dilatih ketrampilan halus seperti melukis , menggambar atau bermain permainan motorik halus
  • Harus dioptimalkan kemampuan kecerdasan motorik kasarnya seperti olahraga  agar berprestasi
2. Karakteristik Anak  dengan Kecerdasan Motorik Halus Baik
  • Kegiatan-kegiatan seperti memakai baju, menggunting, menggambar dan menulis lebih mudah dan lebih baik dilakukan.
  • Kemampuan berjalan agak terlambat. Demikian pula kemampuan  motorik lainnya terlambat seperti bolak-balik, duduk atau merangkak tidak sesuai usia. Bahkan biasanya anak tidak mengalami fase merangkak.
  • Sering mengalami gangguan motorik kasar biasanya seringkali diikuti oleh gangguan keseimbangan atau gangguan vestibularis dan gangguan sensoris
  • Pada usia di bawah 2-3 tahun bila berjalan sering sempoyongan, sering tersandung atau terjatuh dan bila jatuh sering terbentur kepala. Padahal anak lainnya bial jatuh jarang terbentur kepalanya.
  • Sering mengalami masalah gangguan saluran cerna terutama saat bayi dengan keluhan utama sering muntah, Gastrooesepageal refluks dan gangguan cerna lainnya seringkali.
  • Biasanya penderita ini juga mengalami gangguan koordinasi  motorik mulut seperti keterlambatan bicara, gangguan berbicara (cadel, mengucapkan kata yang tidak jelas atau hanya ujung-ujungnya) dan mengalami gangguan mengunyah dan menelan. Gangguan mengunyah dan menelan ini diistilahkan dengan picky eaters atau pemilih. Biasanya makanan yang sering dihindari atau tidak disukai adalah sayur tertentu seperti kangkung, sawi, empal daging sapi atau nasi atau makanan lain yang berserat. Makanan yang disukai adalah mi, telor, daging ayam, sayur tertentu seperti wortel, brokoli, bayam, kentang, krupuk, biscuit atau makanan yang remnyah, “kriuk” atau crispy lainnya. Hal ini terjadi bukan karena suka tidak suka tetapi masalah makan yang udah dikunyak atau tidak. Biasanya kelompok anak seperti ini sering terjadi pada penderita alergi dan intoleransi makanan
  • Gangguan sensoris yang terjadi adalah sensitif terhadap rangsangan  suara (frekuensi tinggi) ,  rangsangan cahaya (silau) dan rangsangan raba (jalan jinjit, flat foot, mudah geli, mudah jijik). Pada gangguan sensoris pada rangsangan raba kaki  anak sering mengalami jalkan jinjit atau kaki tidak dapat menapak dengan baik dapat dilihat pada aloas kali yang dipakai seringkali menipis tidak rata. Atau posisi kaki tidak baik seperti bentiuk ”O” atau ”X”.
  • Tidak menyenangi olahraga atau aktifitas berlari. Biasanya anak lebih nyaman bermain dalam rumah tidak senang aktifitas di luar rumah
  • Senang bermain game atau computer atau membaca
  • Harus sering dilatih ketrampilan motorik kasar dan keseimbangan seperti bermasin ayunan, renang, bermain luncuran, berjalan di atas balok titian, bermain ayunan. Pada bayi dilakukan dengan senam bayi atau berlatih keseimbangan dengan balon karet dilakukan posisi duduk, tengkurap dan terlentang di atas ba;on karet tersebut dann dilakukan gerakan atau goyangan dalam 5-15 menit secara kontinyu dan bertahap.
  • Harus dioptimalkan kemampuan kecerdasan motorik kasarnya seperti olahraga  agar berprestasi
  • Olahraga yang berkaitan dengan ketrampilan tangan berpotensi dapat berkembang seperti basket. tennis, golf, tennis meja atau bulutangkis.
Stimulasi dan intervensi Sejak dini
Stimulasi yang bisa diberikan unruk mengoptimalkan perkembangan motorik anakadalah:
  • Lakukan stimulasi dan permainan yang bersifat : kemampuan kontrol motorik koordinasi mata dan tangan, kemampuan memecahkan persoalan, emampuan mengikuti petunjuk dan arahan, kemandirian dan kepercayaan diri dan melatih swensitivitas indra peraba.
  • Keterampilan berolah raga (seperti senam) atau menggunakan alat-alat olah raga. Dan latihlah gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat dan berlari.
  • Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot. Jika kegiatan anak di dalam ruangan, pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Selain itu, penyediaan peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong anak untuk memanjat, koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian bawah. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan motorik kasar. Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina secara perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari. Lingkungan luar ruangan tempat yang baik bagi anak untuk membangun semua keterampilan ini.
  • Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara anak-anak menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan mengumpulkan batu-batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya dan bermain permainan di luar ruangan seperti kelereng. Pengembangan motorik halus ini merupakan modal dasar anak untuk menulis. Berlatih secara rutin keterampilan untuk menulis dan menggambar.
  • Latihan ketrampilan motorik kasar dan keseimbangan seperti bermasin ayunan, renang, bermain luncuran, berjalan di atas balok titian, bermain ayunan. Pada bayi dilakukan dengan senam bayi atau berlatih keseimbangan dengan balon karet dilakukan posisi duduk, tengkurap dan terlentang di atas ba;on karet tersebut dann dilakukan gerakan atau goyangan dalam 5-15 menit secara kontinyu dan bertahap.
  • Status gizi dan asupan nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan motorik anak. Pada keadaan kurang energi dan potein (KEP), anak menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan tidak mampu berkonsentrasi. Akibatnya, anak dalam melakukan kegiatan eksplorasi lingkungan fisik di sekitarnya hanya mampu sebentar saja dibandingkan dengan anak yang gizinya baik, yang mampu melakukannya dalam waktu yang lebih lama. Untuk melakukan suatu aktivitas motorik, dibutuhkan ketersediaan energi yang cukup banyak. Tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari melibatkan suatu mekanisme yang mengeluarkan energi yang tinggi, sehingga yang menderita KEP (Kurang Energi Protein) biasanya selalu terlambat dalam perkembangan motor milestone. Sebagai contoh, pada anak usia muda, komposisi serat otot yang terlibat dalam pergerakan kontraksi kurang berkembang pada anak yang kurang gizi. Keadaan ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tulang sehingga terjadi pertumbuhan badan yang terlambat.
  • Permainan yang sangat membantu mengasah kemampuan motorik halus si kecil, dan yang tak kalah penting mereka menyukainya. Salah satu contohnya adalah memasukkan kunci dalam celah.Caranya : Ambil lima kunci yang besarnya hampir sama. Buatlah sebuah celah pada tutup kaleng yang terbuat dari plastik. Celah ini harus cukup besar sehingga kunci akan lebih mudah masuk ke wadah dengan sedikit dorongan. Kemudian minta sikecil untuk memaskkan kunci-kunci ini ke dalam wadah melalui celah tutup. Kunci yang dimasukkan ini akan mengeluarkan bunyi bila terjatuh ke dalam dasar keleng. Tirukan secara verbal bunyi kunci yang jatuh ini. inta sikecil menjatuhkan semua kunci ini sampai semuanya berada dalam kaleng. Selanjutnya buka tutup kaleng, keluarkan semua kunci dan ulangi masukkan lewat celah seperti langkah awal di atas. Sebagai variasi benda-benda lain dapat digunakan. Misalnya kancing, uang logam dan benda-benda lain yang dapat masuk lewat celah. Benda-benda ini tidak hanya memberikan pengalaman baru untuk si kecil.
End Point :
  • Kemampuan motorik setiap anak berbeda, pada umumnya anak yang mempunyai kemampuan motorik halus baik mengalami kemampuan motorik kasar yang kurang baik begitu juga sebaliknya. Secara umum terdapat kelompok anak dengan kemampuan motorik halus lebih dominan dan kemampuan motorik kasar lebih dominan
  • Stimulasi dan intervensi sejak dini untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan motorik harus dilakukan sejak dini sesuai dengan kelebihan dan kekurangannya.
  • Orangtua harus dapat memahami dan mendeteksi kelebihan dan kekurangan kecerdasan motorik anak sehingga dapat meningkatkan prestasi pada kelebihannya tetapi sebaliknya dapat melatih kekurangannya agar tidak lebih tertinggal.
  • Kelebihan motorik halus dan motorik kasar seorang anak bila terdeteksi sejak dini dan dilakukan stimulasi dan latihan lebih rutin sejak kecil akan menghasilkan prestasi besar sesuai dengan kelebihan tingkat motoriknya. Bila tidak dilakukan stimulasi dan latihan Ssejak dini hanya akan menghasilkan sekedar hobi bagi aktifitas yang digelutinya.